Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan layanan di sektor kesehatan telah menempatkan alat sprirometri di setiap fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas untuk menilai fungsi paru-paru masyarakat di sejumlah kawasan perkotaan dengan tingkat polusi yang tinggi.
"Yang kami persiapkan nomor satu adalah deteksinya, jadi di setiap Puskesmas ada," katanya.
Sprirometri dapat mendeteksi sejumlah permasalahan paru-paru yang dipicu udara kotor, seperti asma, tuberkulosis, kanker paru, dan paru obsurpsi kronis.
Menurut Budi, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp10 triliun lebih untuk merespons risiko dari kejadian tersebut. (antara/fajar)