FAJAR.CO.ID -- Delegasi Indonesia memilih walk out atau keluar dari forum KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) di Port Vila, Vanuatu, Rabu (23/8/2023). Langkah keluar dari ruangan dilakukan saat pimpinan salah satu kelompok Pro Papua Merdeka, Benny Wenda, hendak berbicara di forum itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Pahala Mansury yang memimpin delegasi Indonesia memilih walk out atau keluar dari forum sebagai bentuk protes.
Benny Wenda merupakan Ketua Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat atau ULMWP. Benny bahkan menyatakan dirinya sendiri sebagai presiden sementara Papua Barat yang merupakan bagian dari negara berdaulat penuh Republik Indonesia.
Benny Wenda memimpin ULMWP yang merupakan organisasi separatis Papua. Selama ini berstatus observer di MSG dan berusaha menjadi anggota penuh MSG.
Indonesia menjadi anggota negara-negara beretnis Melanesia karena di Indonesia timur, terdapat 13 juta warga Melanesia. Melanesian Spearhead Group atau MSG dibentuk pada 1988 di Port Villa, Vanuatu, negara di Oseania, sebelah timur Pulau Papua.
Soal pilihan walk out dari Forum KTT Melanesian Spearhead Group atau MSG, Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah, menegaskan pemerintah RI tak mengakui ULMWP.

Faizasyah menuturkan, keputusan delegasi Indonesia yang memutuskan untuk keluar saat berlangsungnya forum diskusi karena tidak menoleransi sikap Benny Wenda yang dinilai menyepelekan aksi kekerasan bersenjata di Papua.
"Indonesia tidak bisa menerima seseorang yang seharusnya bertanggung jawab atas aksi-aksi kekerasan bersenjata di Papua, termasuk penculikan diberikan kesempatan berbicara di forum yang terhormat tersebut,” terangnya.