Bendahara Umum DPN HKTI ini menyebutkan bahwa bahan pokok serta bahan pangan menjadi salah satu yang paling terdampak dalam kenaikan harga BBM. Produk-produk pertanian tentu memasukkan transportasi sebagai biaya akomodasinya.
"Hal ini tentu akan membengkak karena bahan bakar yang digunakan mengalami kenaikan," ujarnya.
Menurutnya, ongkos logistik yang meningkat menjadi pemicu utama harga-harga barang. Andi Iwan mengingatkan pemerintah, jika betul terjadi kenaikan harga tentu akan mengundang kepanikan.
"Hal ini menjadi satu hal yang harus dikontrol dengan baik, mulai dari distribusi hingga penyaluran, setiap aspek harus bertanggung jawab dalam menjaga," ujar Ketua Gerindra Sulsel itu.
Sementara Ketua Bidang Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel Arief Rachman Pabettingi, menuturkan bahwa ada dua dampak yang ditimbulkan jika harga BBM naik.
Dampak positifnya, melahirkan produk baru seperti energi yang terbarukan. Sementara dampak negatifnya, pasti akan membuat harga kebutuhan naik.
"Itu akan membuat daya beli masyarakat menurun dan membuat angka pengangguran bertambah," ucapnya.
Arief menyarankan agar pemerintah lebih bijak melihat kondisi masyarakat dan negara karena pandemi Covid-19 baru berakhir.
Kalaupun naik, harusnya kenaikan harga ini menyasar ke kelompok pengusaha besar yang punya kebutuhan BBM banyak. Jangan malah merugikan masyarakat secara umum.
"Karena semakin besar kebutuhan BBM untuk industrinya pasti akan berbanding lurus dengan banyaknya pendapatan dari industri tersebut," katanya. (*/fajar)