Dikatakan, Pj Gubernur Sulsel nantinya akan bertugas hingga pelaksanaan pemilu, pilpres dan pilkada. Sehingga partai politik secara otomatis punya kepentingan atas itu.
“2024 inikan tahun politik, berarti Pj Gubernur bertugas saat pelaksanaan pemilu, pilpres dan sebagainya. Otomatis partai politik punya kepentingan atas itu,” ujarnya.
Menurutnya, Prof Aswanto memiliki kapasitas yang mumpuni dari beberapa hal sebagai Staf Ahli di Kominfo, pernah di Mahkamah Konstitusi dan merupakan putra Sulsel asal Tanah Luwu.
“Saya kira beliau (Prof Aswanto) kapasitasnya cukup mumpuni. Pertama mungkin dilihat dalam posisi-posisi beliau, baik di kampus maupun di Mahkamah Konstitusi kemudian sekarang jadi staf ahli di Kominfo. Selain itu dalam konteks sebagai putra Sulsel sebenarnya prof Aswanto representatif dari Tanah Luwu. Jangan-jangan poin ini menjadi penguatan bagi dia, prinsip-prinsip keadilan,” ujarnya.
Namun kata dia, Bachtiar memiliki peluang yang cukup besar sebagai bawahan Mendagri Tito Karnavian dibandingkan tiga nama itu.
“Beliau (Bachtiar) kan berpengalaman di pemerintahan dan otomatis juga di institusi tempat beliau bekerja otomatis kan yang mengeluarkan rekomendasi terkait itu. Jadi pendekatan secara kelembagaan Bahtiar punya peluang juga yang lebih besar dibandingkan ketiga calon,” ujarnya.
“Dari kecamatan saya, antara prof aswanto dengan Bahtiar. Secara kelembagaan di Kemendagri itu penguatannya di Bahtiar karena beliau dari situ. Kemudian Aswanto mungkin ada hubungan-hubungan baik secara pribadi yang menguntungkan dia. Mungkin juga Prof Aswanto punya jejaring yang cukup luas daripada kekuatan-kekuatan tertentu dalam menentukan PJ gubernur ini,” tandasnya.