“Hal seperti ini sangat rentan sekali,” tambah pria yang juga Forum Masyarakat Pemantau untuk Indonesia Inklusif Disabilitas (FORMASI Disabilitas) ini.
Ia yakin, banyak difabel yang jadi korban untuk kepentingan politisi serupa. Menjual haru di ruang publik untuk mendongkrak elektabilitas.
Bagi Syarif, melihat penyandang disabilitas hanya objek politik bukan suatu hal yang enteng. Tidak boleh dianggap sebelah mata.
Karenanya ia menandang perlu adanya pembinaan pada difabel. Memberi pengertian bagaimana bersikap dalam menghadapi tahun politik.
“Ini perlu diperhatikan. Jangan sampai jadi korban dalam tanda kutip komoditas politik,” tandasnya.(Arya/Fajar)