Lalu, apakah telah ada pengobatan untuk menangani virus ini?
Menurut Prof Zubairi hingga kini belum tersedia pengobatan yang memiliki lisensi untuk inveksi NiV. Pengobatan hanya dilakukan terbatas berupa perawatan suportif dan pada saat gejala muncul.
Saat ini pengobatan imunoterapi (monoclonal antibody therapies) baru memasuki uji klinis pertama.
Ada juga pengobatan antivirus remdesivir memang dapat dipakai. Tapi sebagai catatan, pengobatan ini hanya efektif pada primata bukan pada manusia.
Adapun Ribavirin telah digunakan untuk manusia seperti yang dilakukan negara Malaysia. Tetapi efek manjur atau tidak pada manusia belum jelas.
Apa yang harus dilakukan sebagai langkah pencegahan?
Sebagai seorang ahli, Prof Zubairi menyarankan untuk masyarakat kembali menggunakan masker. Hal ini karena penularannya bisa berasal dari droplet hingga sekresi pernapasan. Tapi, masyarakat diminta untuk tidak panik dan memaksimalkan upaya menjaga diri. (Elva/Fajar).