Kawasan Industri di Sulsel Tersandera Masalah Kelistrikan

  • Bagikan
Bahtiar Baharuddin (Foto: Selfi/Fajar)

Pria berdarah Bone ini berharap, hal serupa tidak terjadi di Takalar. Semua infrastruktur penunjang mesti disiapkan sejak awal agar pembangunan kawasan industri tidak mandek.

Kawasan Industri Takalar (KITA) sendiri direncanakan akan dibangun di Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang, Takalar. Secara geografis, lokasinya berada dekat dengan garis pantai, dan membentang di wilayah perbukitan. Lokasi tersebut sudah dialiri listrik. Hanya saja, medan jalan masih perlu pembukaan.

Lokasinya berada sekitar 30 menit perjalanan darat dari jalan poros Jeneponto-Takalar. Ruas jalan masih cenderung sempit dan perlu perluasan atau pembukaan jalan baru yang lebih memadai.

Apalagi, KITA diproyeksikan sebagai lokasi pabrik pengolahan jagung dan rumput laut. Di mana dua produk tersebut memang menjadi profesi atau pekerjaan utama masyarakat Laikang.

Ia mendorong agar kemudahan investasi di Sulsel juga makin baik. Sebab, investor pasti mengincar proyek yang secara lahan sudah siap tanpa kendala.

"Kalau Anda ke Vietnam hari ini, pekan depan sudah bisa bangun pabrik. Kita lama sekali. Masuk hari ini, bisa dua tahun tidak selesai izinnya," tambahnya.

Ia yakin dengan KITA. Sebab lokasi tersebut sudah dialiri listrik, status lahannya sudah jelas, hingga tidak lagi ada penolakan dari masyarakat. Ini senada dengan semangat yang ia bawa, mengenai agar lahan-lahan tandus yang ada di Sulsel dialihkan menjadi kawasan produktif dan menjadi wadah perekonomian yang baru.

"Saya sudah imbau seluruh bupati dan wali kota di Sulsel. Apalagi yang memiliki pantai laut seluruhnya harus memiliki kawasan industri. Paling tidak 50 hektare, 100 hektare harus punya dia. Kalau tidak, daerah ini tidak akan maju kalau hanya mengandalkan APBD," tandasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan