ISPA di Sulsel Tembus 6.071 Kasus, Diskes Waspadai Kejadian Luar Biasa

  • Bagikan
Ilustrasi ISPA

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) kian merebak di Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebanyak 6.071 kasus sudah teridentifikasi. Langkah antisipasi harus disiapkan agar tidak menjadi kejadian luar biasa (KLB).

ISPA seringkali dianggap sepele oleh masyarakat karena kondisi yang ditimbulkannya serupa dengan sakit flu biasa. Apalagi, di tengah kondisi cuaca yang ekstrem saat ini.

Selama periode kemarau panjang ini, ISPA banyak menyerang pada anak sekolah dengan rentan usia dua hingga sembilan tahun. Data yang terpapar tersebut belum termasuk dari Kota Makassar, Palopo, Kabupaten Takalar, Sidrap, dan Jeneponto yang belum menyetor data pengidapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar membeberkan, pihaknya terus mewaspadai seluruh jenis penyakit seperti ISPA maupun DBD (Demam Berdarah Dengue) agar tidak sampai menjadi kejadian luar biasa (KLB).

"Memang ada (DBD) tapi kita terus memantau kabupaten/kota. Kasusnya Alhamdulillah belum terlalu meningkat tinggi, semoga tidak menjadi wabah, jadi KLB," ungkapnya.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Sulsel, M Yusri menyampaikan ISPA salah satunya dipengaruhi pola hidup sehat yang sulit dikontrol pada anak, terutama pada anak dengan usia 7-9 tahun.

Kata dia, hingga minggu ke-42 tahun ini sebanyak 6.071 kasus ISPA rata-rata menyerang usia sekolah. Ia membeberkan, ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus, penularan melalui droplet yang mengandung bakteri atau virus, yang terhirup masuk ke dalam saluran napas.

Gejala umumnya dialami oleh anak yang menderita ISPA yakni demam, kadang disertai sakit kepala, dan batuk. Kata dia, untuk anak usia sekolah sendiri yang mengalami ISPA juga disebabkan dengan pola sosialisasi kepada anak yang sulit dikontrol orang tua, misalnya jajan sembarangan.

“Kadang anak yang sedang asyik bermain ketika jajan itu lupa atau tak memperhatikan cuci tangan terlebih dahulu, makan, gosok hidung lagi, makan lagi,” ujarnya.

Ia membeberkan pola hidup sehat sejak dini ialah cara paling ampuh menekan potensi ISPA tersebut. “Orang tua paling utama, karena hampir seluruh aktivitas anak itu dapat diketahui oleh para orang tua,” paparnya.

Perhatian penuh orang tua menjadi penting kata Yusri, terutama melihat faktor lingkungan tempat bermain anak. Penyampaian harus secara aktif untuk memperhatikan kebersihan diri selama beraktivitas dan bermain. “Paling penting juga memperhatikan kualitas asupan (makanan),” sebutnya.

Tidak hanya ISPA, penyakit lainnya juga bisa bermunculan dan dialami oleh masyarakat secara umum, seperti diare dan DBD. Ia menyampaikan, Pemprov Sulsel melalui Dinas Kesehatan Sulsel juga tengah aktif menyampaikan sosialisasi berkaitan dengan penerapan pola hidup sehat terutama di musim kemarau ini.

"Puskesmas kami juga aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat sekaitan dengan penyakit pernapasan,” bebernya. (uca/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan