"Kami melihat bukti dari berbagai negara. Jadi kalau kita ingin persatuan ini terjaga, maka kesetaraan dan keadilan harus jadi prioritas,” kata dia.
Mantan Menteri Pendidikan itu memaparkan pentingnya peran ilmuwan dalam penyusunan kebijakan pemerintah. Peran itu harus dikembalikan dan menjadi kompas dalam menyusun kebijakan-kebijakan.
’’Kami melihat teknokrat dan proses teknokrasi sering kali atau akhir-akhir ini tidak diletakkan di depan dalam proses penyusunan kebijakan,’’ tegasnya.
Sementara Prabowo Subianto mendorong pembangunan kawasan timur Indonesia (KTI) melalui strategi ekonomi hijau. Kata Prabowo, Indonesia satu-satunya negara yang berpotensi bisa menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) dari tanaman, seperti kelapa sawit dan tebu.
"Tiga bulan lalu datang pakar dari Brasil. Dia bilang, Indonesia satu-satunya negara yang bisa menghasilkan BBM seratus persen dari tanaman,” ujarnya, pada momen Silaknas ICMI di Makassar, Sabtu, 4 November.

Mandiri Energi
Bacapres jagoan Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu juga menegaskan, jika itu terwujud, maka Indonesia bisa memproduksi BBM secara mandiri. Sebab melalui ekonomi hijau, produksi BBM secara mandiri juga tidak akan menambah pemanasan global. Termasuk juga pencemaran lingkungan.
"Nanti kita tidak perlu impor satu liter pun BBM dari mana pun. Solar bisa seratus persen dari kelapa sawit, bensin bisa seratus persen dari tebu,” lanjutnya.
Prabowo mengaku butuh dukungan dalam mewujudkan ekonomi hijau Indonesia, agar menjadi negara mandiri dan mensejahterakan rakyatnya.