FAJAR.CO.ID, RIYADH-- Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) merundingkan sanksi ekonomi dan politik untuk Israel. Aljazair dan Lebanon ancam setop pasokan minyak ke Israel.
Ancaman tersebut untuk menanggapi kehancuran di Gaza yang menelan korban lebih dari 11 ribu orang. OKI dan Liga Arab juga membahas opsi untuk memutuskan hubungan ekonomi dan diplomatik dengan Israel.
Namun masih ada tiga negara menolak proposal tersebut. Dua di antaranya adalah Uni Emirat Arab dan Bahrain yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020.
Hasil pertemuan puncak gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu, 11 November.
Negara-negara Teluk dan OKI meminta otoritas pendudukan (Israel) harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan terhadap Palestina. Itu dipertegas penguasa de facto Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Sebelum perang pecah, Amerika Serikat (AS) menjadi mediator agar Saudi menormalisasi hubungan dengan Israel. MBS menambahkan bahwa satu-satunya cara untuk menjamin keamanan, perdamaian, dan stabilitas di kawasan Palestina adalah dengan mengakhiri pendudukan, pengepungan, dan pembangunan permukiman ilegal Israel.
Sementara di Indonesia, kampanye untuk memboikot produk-produk Israel makin masif. Mereka bahkan menyebar jenis-jenis produk Israhel di media sosial (medsos). Bahkan Majelis Ulama Indoneia (MUI) mengeluarkan fatwa haram menggunakan produk-produk Israel.
Presiden Iran Ebrahim Raisi juga hadir dalam KTT tersebut. Itu adalah perjalanan pertamanya ke Arab Saudi sejak kedua negara memperbaiki hubungan pada Maret lalu.