Kemudian 29 November Hari Perempuan Pembela Hak Asasi Manusia atau Women Human Rights Defender (WHRD) Internasional. Lalu 1 Desember Hari AIDS Sedunia.
Selanjutnya, 2 Desember sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Perbudakan dan 5 Desember sebagai Hari Internasional bagi Sukarelawan.
Di 6 Desember sebagai Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan terhadap Perempuan dan 9 Desember sebagai Hari Pembela HAM Sedunia. Kemudian, ditutup dengan 10 Desember sebagai Hari HAM Internasional.
Rangkaian hari penting ini kerap bias dalam melihat identitas perempuan sebagai kelompok penting. Misalnya, banyak yang masih memisahkan antara hari anti kekerasan terhadap perempuan dengan hari Hak Asasi Manusia.
Padahal, kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia itu sendiri. Sehingga keduanya tidak bisa dipisah.
Bagaimana peringatan 16 HAKTP di Makassar setiap tahunnya?
Minimnya kesepahaman dalam melihat rangkaian kampanye 16 HAKTP menurut saya menyebabkan kampanye 16 HAKTP di Makassar kerap terpisah (sendiri-sendiri).
Sebenarnya, ada sisi baiknya. Beberapa titik di Makassar akan ramai dengan beberapa kelompok beragama dengan bisa saja isu yang ragam juga. Hanya saja, simpul kuat dan besar dalam kampanye 16 HAKTP sulit ditemui di Makassar.
Padahal, pada dasarnya kita melihat sumber kekerasan terhadap perempuan muncul dari masyarakat, negara dan korporat itu sendiri. Jadinya, setiap tahun kampanye 16 HAKTP terbilang sepi, bahkan hanya sedikit yang tahu apa yang dimaksud dengan HAKTP.