Diketahui sebelumnya, General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin, menjelaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir hujan memang telah turun. Namun, itu belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Selain itu, kata Andy, teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA. Pasalnya, sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik.
Sementara itu Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar Ahmad Amirul Syarif mengatakan pihaknya melakukan penjadwalan dalam pemadaman.
“Jadwal manajemen beban kami atur seadil mungkin,” ungkapnya kepada fajar.co.id melalui pesan singkat.
Ia menjelaskan ada beberapa titik tertentu yang tidak dilakukan pemadaman. Karena menyangkut kepentingan publik.
“Mempertimbangkan pelayanan ke objek vital nasional serta pelayanan umum yang menyangkut nyawa manusia. Seperti rumah sakit, fasilitas Kesehatan dan sebagainya,” jelasnya.
Meski begitu, ia mengakui memang beberapa titik seperti perumahan juga biasanya tidak terdampakm pemadaman.
Itu terjadi karena gardu induk fasilitas umum seperti Rumah Sakit (RS) sama dengan tempat tersebut.
“Jalur penyulang listrik dari gardu induk menuju pelayanan umum, RS, dll. Bisa saja melalui perumahan-perumahan atau lokasi-lokasi lain yang tentunya mengikuti kondisi jalur tersebut,” terangnya.
PLN UID Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulserabar) juga memohon maaf atas ketidaknyamanan masyarakat terhadap pemadaman listrik bergilir yang dilakukan setiap hari dengan durasi 4-6 jam sejak September 2023.