Ditambah dua legislator Senayan Andi Ridwan WIttiri dan Amir Uskara. Termasuk juga Raja Gowa Andi Kumala Idjo.
Mereka semua akan menjadi bagian dalam perebutan suara di Pilpres. Keberadaan mereka tentu saja akan menjadi daya tarik dan pertimbangan tersendiri bagi calon pemilih untuk menentukan pilihan
pada 14 Februari mendatang.
Pakar politik Unhas Sawedi Muhammad juga menilai pengaruh tokoh Sulsel di kontestasi pilpres tetap ada. Akan tetapi, mengalami pergeseran secara signifikan karena beberapa faktor. Pertama, pusat pengaruh tidak lagi mengarah ke satu tokoh tunggal.
"Pengaruh tokoh tidak lagi berkiblat ke satu titik lingkaran," katanya.
Kedua, terjadi produksi elite secara berlebihan (elite overproduction). Muncul aktor-aktor baru yang memiliki pengaruh di bidangnya dengan latar yang variatif dengan cara tidak linear.
Tokoh-tokoh pemula yang populis; youtubers tiktokers dan penggiat medsos lainnya yang memiliki follower yang sangat setia. Mereka ini sangat berpotensi menggerus pengaruh tokoh-tokoh lama yang tradisional.
Ketiga, isu dan persoalan yang dihadapi masyarakat sangat kompleks dan berlapis. Diperlukan berbagai perspektif, kepakaran dan pengaruh politik dari semua tingkatan untuk mengubah tatanan ke arah yang lebih baik.
Keempat, tingkat kesadaran dan pendidikan politik masyarakat semakin rasional. Mereka sudah mulai menyadari betapa pentingnya memilih pemimpin yang berwawasan luas, berintegritas, dan berpengalaman.
"Berdasarkan justifikasi di atas, dapat diprediksi bahwa tidak ada kemenangan tunggal satu paslon di pilpres di Sulsel. Pemilih akan tersebar secara sentrifugal di berbagai titik," terang Sawedi.(*/fajar)