Terkait pemadaman yang dilakukan PLN belakangan ini memang menjadi polemik tersendiri yang membuat masyarakat geram. Bagaimana tidak, hampir setiap harinya listrik dipandamkan 4-5 jam lamanya.
Banyak masyarakat yang dibuat kesulitan. Terutama mereka yang menjalankan usaha kecil. Terpaksa harus merugi karena tidak bisa memanfaatkan listrik yang menjadi kebutuhan utamanya untuk berjualan.
"Setengah mati listrik mati. Tidak bisaki pakai alat-alat seperti mesin pembuat kopi, wifi, dan lain-lain," ujar Wahyudi, salah seorang pemilik warkop di Jl. Antang Raya.
Diketahui sebelumnya, General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin, menjelaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir hujan memang telah turun. Namun, itu belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Selain itu, kata Andy, teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA. Pasalnya, sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik. (Muhsin/fajar)