FAJAR.CO.ID, PYONGYANG -- Sebuah reaktor baru di kompleks nuklir Yongbyon Korea Utara, diduga telah beroperasi untuk pertama kalinya.
Hal ini diungkapkan oleh kata pengawas nuklir PBB, para ahli independen serta Badan Atom Internasional (IAEA) pada hari Kamis (21/12) kemarin.
Sebelumnya diinformasikan, negara yang dipimpin Kom Jong un selama bertahun-tahun telah menggunakan bahan bakar bekas dari reaktor nuklir berkekuatan 5 megawatt di Yongbyon.
Reaktor ini digunakan untuk memproduksi plutonium untuk persenjataan nuklirnya.
Pelepasan air hangat dari reaktor air ringan yang lebih besar telah menunjukkan bahwa reaktor tersebut juga mulai beroperasi.
Dilansir dari Reuters, Jumat (22/12), IAEA mengatakan, mereka telah mengamati aliran air yang keluar dari sistem pendingin reaktor air ringan sejak Oktober, yang menunjukkan bahwa reaktor tersebut sedang dioperasikan.
“LWR, seperti reaktor nuklir lainnya, dapat menghasilkan plutonium dalam bahan bakar radiasinya, yang dapat dipisahkan selama pemrosesan ulang, jadi hal ini memprihatinkan,” katanya, seraya menambahkan bahwa kemajuan program nuklir Korea Utara sangat disesalkan.
Laporan itu didasarkan pada pengamatan melalui satelit karena badan atom tersebut tidak dapat memasuki Korea Utara.
Sementara itu, Para peneliti di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin (CNS) di California juga menyimpulkan bahwa reaktor tersebut kemungkinan besar masih beroperasi.
Mereka juga menambahkan bahwa reaktor tersebut mungkin merupakan sumber bahan signifikan untuk program senjata nuklir, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
Institute for Science and International Security yang berbasis di DC dalam laporannya pada bulan April, memperkirakan reaktor air ringan dapat memungkinkan peningkatan jumlah plutonium dengan perkiraan laju sekitar 20 kilogram plutonium per tahun.
Lebih banyak empat hingga lima kali lebih besar dari tingkat plutonium yang dihasilkan pada reaktor air ringan.
Studi tersebut juga menyimpulkan bahwa Korea Utara mungkin memiliki 31 hingga 96 hulu ledak nuklir, tergantung pada jenis perangkat yang dibuat dan bahan bakar yang digunakan. (fajar)