"Kami ini biasa berjuang, saya juga ke mana-mana tidak pernah ragu, tidak pernah takut dan tidak ada musuh. Saya tidak pernah bikin masalah, selama menjadi anggota DPR, amanah rakyat tidak pernah saya sia-siakan. Makanya, saya terpilih kedua kalinya. Kalau pernah tidak bagus, pasti yang kedua tidak ada yang pilih saya,” kata dia.
Dia juga mengaku tidak terpengaruh dengan posisi kandidat jagoannya di dalam survei. Sebab kata dia, Ganjar pernah melewati masa surveinya di bawah 10 persen, namun akhirnya bisa terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah.
”Tetapi beliau selalu kerja, kerja, dan kerja, akhirnya bisa jadi (Gubernur),” ungkapnya.
Dengan begitu, ARW tidak khawatir dengan kondisi survei yang fluktuasi. Itu dianggap sebagai hal normal dalam dunia politik. Sehingga, tugas utamanya adalah bekerja maksimal untuk mencapai target yang dicanangkan.
”Kalau sekarang umpamanya kita naik-turun, ya itu masih normal, tergantung isu politik. Kalau isu politiknya menguntungkan (paslon) 1 atau 2, ya pasti surveinya naik. Intinya kami kerja saja, yang penting aparat penyelenggara ini netral. Kalau netral ya kita enak juga, tidak ada beban dan kekhawatiran,” terangnya.
Dalam pesta demokrasi seperti ini, menurutnya, kerawanan pelanggaran cukup terbuka. Dia berharap, seluruh pihak yang seharusnya bekerja netral, tetap berada di jalur mereka masing-masing.
”Netral itu kewajiban bagi penyelenggara Pemilu. Buat apa juga penyelenggara Pemilu, penegak hukum atau TNI-Polri selalu mengampanyekan netralitas kalau tidak dilaksanakan, tidak satu kata dengan satu perbuatan. Itu akan menjadi kesan buruk,” tegasnya.