Mengulik Kisah Cinta Datu Museng dan Maipa Deapati, Makamnya Rutin Dikunjungi Peziarah

  • Bagikan
Makam Datu Museng

"Kalau orang ada nazarnya mungkin," kata wanita yang sudah 20 tahun lebih menjajakan dagangan di dekat makam Datu Museng itu.

Sekadar diketahui, Datu Museng yang konon disebut putra bangsawan kerajaan Gowa dan Maipa Deapati putri bangsawan Kerajaan Sumbawa telah tertanam di benak orang-orang Makassar.

Nama dari kedua tokoh legendaris ini diabadikan sebagai nama jalan di Kota Makassar. Nama jalan keduanya dibuat berdampingan dan saling berdekatan.

Meskipun banyak yang menyebut pasangan suami istri ini dimakamkan di liang lahat yang sama, menurut cerita M. Safri (70), keduanya dimakamkan di tempat yang berbeda.

Diungkap pemegang kunci makam Datu Museng itu, makam Maipa Deapati berada di jalan Maipa, di antara asrama putri RS Stella Maris dan Hotel Aryaduta Makassar.

Membuka kembali lembaran kisahnya, Datu Museng merupakan anak yatim piatu sejak usia tiga tahun, kemudian dibawa kakeknya bernama Addengareng atau Daeng Erang ke Sumbawa.

Addengareng bersama Datu Museng melarikan diri menyebarangi lautan menuju negeri Sumbawa, akibat dari politik adu domba yang dilancarkan penjajah Belanda di tanah Gowa.

Kondisi tanah Gowa saat itu sedang bergejolak dan tidak kondusif lagi untuk dijadikan tempat tinggal yang aman bagi masyarakat.

Di sinilah awal kisah Datu Museng dan Maipa Deapati tumbuh. Mereka tumbuh besar bersama-sama di sebuah sekolah mengaji bernama Bale Mampewa di Sumbawa.

Maipa Deapati yang merupakan anak Raja Datu' Taliwang senang bermain congklak bersama Datu Museng saat istirahat belajar mengaji.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan