Meskipun cerita legendaris dari makam Tujua ri Karebosi ini banyak diketahui oleh beberapa lapisan masyarakat, namun daeng Emba bersaksi tidak sembarang orang yang bisa menceritakannya.
"Tidak sembarang yang bisa ceritakan ini sejarahnya," ucapnya dengan tatapan tajam dan nada serius.
Pria yang mengenakan kaos oblong dan peci hitam dengan celana cingkrang itu mengaku mengetahui ceritanya tapi takut untuk menceritakannya kepada orang lain.
Begitupun dengan rekannya yang juga sedang menemani buah hatinya latihan sepakbola, Faisal. Dia membenarkan perkataan Daeng Emba.
Saat ini, lapangan Karebosi sementara dalam proses revitalisasi. Sekelilingnya dipagari dengan seng berwarna merah. Orang-orang tak berkepentingan dilarang masuk.
Terkecuali di bagian panggung dan sekitarnya, masih tampak aktivitas warga pada sore hari. Seperti senam, lari, dan latihan sepakbola.
Sementara di makam Tujua tak ada lagi yang bisa masuk ke dalamnya. Kecuali pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini pekerja proyek.
Sekadar informasi, berdasarkan catatan dan kesaksian sejumlah sejarawan, terdapat ketidaksamaan latar belakang waktu dan peristiwa di balik makam Tujua ri Karebosi ini.
Mitos-mitos yang tersebar terkait makam Tujua menimbulkan asumsi yang berbeda-beda. Bahkan kesaksian para warga setempat yang melihat langsung makam ini sedari kecil pun berbeda-beda antar satu dengan yang lain. (Muhsin/Fajar)