"Negara ini adalah negara demokrasi, dalam demokrasi semua rakyat berhak mendapatkan kesempatan untuk sejahtera. Dalam demokrasi, petani, nelayan, tukang ojek, dan anak presiden seperti saya itu sama dan setara kedudukannya di mata hukum dan negara! Tidak ada yang boleh diistimewakan," kata Yenni.
Oleh karenanya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mencintai demokrasi. Pemimpin yang mau berjuang untuk rakyat.
Dia berharap pemimpin ke depan dekat dengan rakyat bukan dengan kalangan elite.
"Kita ingin, Presiden yang mau duduk lesehan bersama rakyatnya. Menginap di gubug-gubug reyot milik rakyatnya," ujarnya. (*)