Burhanuddin menjelaskan, hasil survei di atas membuka peluang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 untuk berlangsung dalam satu putaran lebih terbuka.
Pasalnya, tren elektabilitas Prabowo-Gibran terus menunjukkan kenaikan, sementara angka keterpilihannya saat ini sudah di atas 50 persen.
Pengamat politik yang juga Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus menilai Sulsel merupakan wilayah pertarungan sengit antara AMIN dan Prabowo-Gibran. Kedua paslon sama-sama memiliki basis massa yang kuat di Sulsel.
"Secara tradisional Prabowo dari pemilu ke pemilu selalu menjadikan Sulsel sebagai lumbung. Figuritasnya diterima di Sulsel," ujar Nurmal.
Sementara, Ganjar-Mahfud dinilai memiliki basis suara yang kecil di Sulsel. Menurutnya, PDIP dan PPP di Sulsel tidak cukup mendominasi.
"Basis suara Ganjar-Mahfud di Sulsel memang kecil. Itu tergambar dari partai pengusung yaitu PDIP dan PPP yang memang tak secara tradisional sulit untuk mendominasi di Sulsel," terangnya.
"Secara umum, wilayah Sulsel memang bukan wilayah basis PDIP. Saat Pilpres 2019 pun, Sulsel juga menjadi basis yang kuat bagi Prabowo. Jadi itu berimbas pada elektoral Ganjar-Mahfud di Sulsel," Nurmal menjelaskan. (*)