FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Masyarakat Sulsel masih menunggu Kereta Api (KA) Makassar-Parepare seutuhnya tersambung. Khususnya proyek KA segmen E, Maros-Makassar.
Sampai saat ini realisasi tersebut masih dinantikan, Balai Kereta Api Sulsel pun belum bisa berbuat banyak, lantaran masih adanya kendala lahan.
Molornya KA masuk Makassar ini dinilai perlu menjadi atensi bersama. Pemerintah pusat maupun daerah memiliki kepentingan berbeda.
Pengamat Tata Wilayah Perkotaan dan Transportasi UIN Alauddin, Nursyam mengatakan peluang perubahan trase bisa saja terjadi untuk memecah kebuntuan yang terjadi. Apalagi beberapa titik dalam rancangan awal ini memang akan melewati sejumlah kawasan kota baru.
Kawasan ini sesuai laporan wali kota, akan merusak tata ruang wilayah yang sudah ada peraturan daerah (perda) dan peraturan wali kota (perwali). Melihat kondisi ini, bisa jadi peluang harapan rel KA dengan skema layang benar-benar bisa dikabulkan.
"KA ini pasti akan membelah dan melintasi kawasan Summarecon, itu kan kawasan kota baru, kemudian Villa Mutiara dan kawasan pergudangan," ujar Nursyam, Rabu, 21 Februari.
Apalagi laporan tim dari Wali Kota Makassar soal ancaman dampak sosial dan geografis tak bisa dikesampingkan juga. Dia mengatakan pihaknya sendiri telah diminta untuk mempelajari trase ini oleh Provinsi.
Dimana pembahasan trase yang masuk ke Makassar ini juga rencana akan segera dibahas oleh PU Provinsi dan Balai KA pada hari ini, Kamis, 22 Februari.
Ini untuk menggenjot realisasi yang selama ini masih jalan di tempat. Dirinya sendiri diundang sebagai pembicara. "Akan ada pembahasan mengenai KA ini dengan balai dengan dinas PU Provinsi," jelasnya.