Salahudin bilang, pemilih yang hadir jauh lebih banyak pada 14 Februari lalu.
Dia menuturkan, pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab dari penurunan jumlah pemilih ini, namun sejumlah faktor seperti kesibukan dan pekerjaan menjadi potensi penghalang bagi warga.
"Kemungkinan sebagian warga memiliki aktivitas lain yang menyita waktu mereka sehingga tidak dapat hadir pada saat pemilihan berlangsung," ucapnya.
Dengan penurunan jumlah pemilih yang signifikan ini, perlu adanya analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi pemilih dalam proses demokrasi.
"Mungkin karena mereka punya aktivitas lain, punya kesibukan yang lain seperti ada yang kerja dan sebagainya, jadi dia tidak sempat hadir," imbuhnya.
Lanjut Salahudin, selain pemilih yang acuh datang ke TPS, juga ketiga saksi dari masing-masing pasangan Capres-cawapres tidak nampak di TPS selama proses berlangsung.
"Kalau saksi, tiga-tiganya tidak ada yang datang, dari pagi sampai selesai," kuncinya.
Untuk diketahui, Kota Makassar menjadi saksi dari gelaran PSU di 10 TPS yang tersebar di lima Kecamatan.
Suasana di TPS ini beraneka ragam, ada warga yang terlihat antusias dan begitu pula sebaliknya.
Di Kecamatan Biringkanaya, TPS 021 di Kelurahan Katimbang dan TPS 036 di Kelurahan Berua menjadi lokasi PSU pertama.
Kemudian, di Kecamatan Ujung Pandang, warga di TPS 002 Kelurahan Bulogading dan TPS 004 Kelurahan Baru turut memberikan suara mereka dengan harapan yang tinggi.
Sementara itu, di Kecamatan Rappapoci, TPS 002 dan 036 di Kelurahan Minasa Upa, serta TPS 020 di Kelurahan Buakana juga melakukan PSU.