Khusus untuk kenaikan beras kata dia, lebih kepada penurunan produksi, begitu pun yang terjadi di Sulsel.
“Sehingga kita sebagai daerah sentral tentu berdampak juga. Yang kedua karena sekarang ini sudah ada informasi panen harga, orang tahu bahwa dimana sih sebenernya. Ternyata beras di Sulsel, kita cukup rendah di bawah rata-rata nasional. Di tingkat produsen terjadi kenaikan karena permintaan banyak,” jelas Kadis Ketahanan Pangan Sulsel ini
“Terkait tata niaga beras kita, sejauh ini mekanisme perdagangan umum itukan berjalan. Kita dengan Bulog hanya berupaya menjaga stabilisasi ketersediaan. Bulog juga menyediakan skema impor. Suplai kita untuk saat ini, disupport dari beras luar. Mudah-mudahan harga bisa kembali stabil,” tandanya.
Diketahui, inflasi di Sulsel pada Februari 2024 sebesar 2,93 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,67.
Inflasi bulan ke bulan/month to month (MTM) 0,30 persen. Inflasi tahun ke tahun 2,93 persen dan inflasi tahun kalender 0,67 persen.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wajo sebesar 5,48 persen dengan IHK sebesar 106,43 dan terendah terjadi di Bulukumba sebesar 2,34 persen dengan IHK sebesar 104,81.
Sebelumnya, inflasi Sulsel bulan Januari 2024, 0,36 persen. Artinya ada kenaikan. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun 2,38 persen. (selfi/fajar)