Prof Hamsu juga menegaskan, tidak ada satu pun calon yang dia sebutkan dalam pertemuan bersama sejumlah anggota senat. Dia mengaku, sebagai Direktur Pascasarjana yang diberi amanah, maka ia mengajak semua anggota senat agar melihat figur calon yang bisa mengembangkan UNM, khususnya Pascasarjana ke depan.
"Jadi saya hanya mengajak saja untuk menyukseskan Pilrek, tidak menyebut untuk pilih A atau B," tukasnya.
Dia juga mengklaim tidak ada bisikan dari pihak luar untuk memilih kandidat tertentu. Juga tidak ada intervensi dari siapapun, termasuk Rektor UNM saat ini Prof Husain Syam.
"Tidak ada bisikan. Pak Rektor juga tidak pernah mengintimidasi, dia bebaskan. Kita ini kan profesor semua, masa mau dipaksakan. Jadi ini semua berjalan sesuai dengan prosesur," tambah dia.
Prof Hamsu mengklaim, selain laporan tidak netral dari pelapor, dia selaku orang Fakultas Teknik dianggap tidak mendukung sesama orang Fakultas Teknik. Itu juga laporan yang masuk kepada Dekan Fakultas Teknik.
"Kan ada 13 anggota senat dari Fakultas Teknik. Dituduhlah kita menzalimi dia karena tidak memilih dia sebagai orang Teknik. Kan semua orang punya dasar dalam menentukan pilihan. Meski dari Teknik, belum tentu memilih orang Teknik. Tentu ada pertimbangan lain, tidak sekadar sama-sama orang Teknik, pilih Teknik. Itu dasarnya dibilang menzalimi," urainya.
Dia juga mengklaim tidak pernah ada pertemuan antar sesama senat Fakultas Teknik. Sehingga, tidak ada kesepakatan yang terbangun di internal senat teknik untuk memilih Prof Ichsan.