"Dari belajar pengalaman itu, dengan strategi perjalanan dari 2019 ke 2024 kita perbaiki dengan memasang caleg yang harus lebih kuat," beber Syahar di bincang Meja Redaksi Harian FAJAR, di Lantai 4 Graha Pena, Rabu, 6 Maret.
Apalagi, kata dia, mengakarnya kecintaan masyarakat kepada Nasdem. Itu efek politik kemanusiaan Nasdem selama ini. Bahkan, selama tiga periode bertarung, suaranya terus menanjak signifikan.
Periode pertamanya 2014, dia mendapat dukungan 14.780, periode kedua 2019 naik 31.718, dan periode ketiga 80 ribu. "Ada 75.779 khusus di Sidrap saja. Berarti kenaikannya hampir 3 kali lipat," katanya.
Syahar juga memastikan suara yang didapatkan hasil kinerja selama di DPRD.
"Bisa turun cek langsung ke masyarakat. Alhamdulillah sudah 3 periode saya diberi amanah oleh Allah Swt. sebagai wakil rakyat oleh masyarakat Sidrap, saya tidak pernah money politic," tegasnya.
Capaian ini kata dia juga tak lepas dari pengalamannya merintis karier dari masyarakat bawah.
"Saya ini bukan pewaris, saya ini perintis. Saya bukan anak orang kaya dan bukan juga anak pejabat, tetapi dalam memahami makna perintah agama, Tuhan tidak akan mengubah nasib sebuah kaum kecuali dia mengubah dirinya sendiri'," ucapnya.
Meskipun begitu, dia menekankan, dirinya masih masyarakat biasa, sehingga begitu dapat jabatan, dia tidak pernah membawa jabatannya pulang ke kampung.
"Jabatan itu hanya di kantor. Begitu pulang ke masyarakat, ketemu dengan sahabat jadi masyarakat biasa," katanya.
Sinyal Bertarung di Pilkada Sidrap