Amerika Serikat Takut Ramadan Bikin Israel Dalam Kondisi Berbahaya, China Sebut Aib Peradaban Dunia

  • Bagikan
Sejumlah pengunjuk rasa melakukan aksi solidaritas untuk Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (11/10/2023). Mereka menentang sikap AS yang pro Israel dalam koflik dengan Palestina, serta menuntut hak kemerdekaan negara Palestina. ANTARA FOTO/Fauzan/Spt.

FAJAR.CO.ID, RAFAH-- Sejumlah pihak terus mendesak agar kesepakatan gencatan senjata jelang Ramadan di Gaza bisa segera dicapai. Negosiasi antara Hamas dan Israel masih buntu.

Mengutip Al Jazeera, Kamis, 7 April, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk memediasi Hamas dan Israel.

Di sisi lain, desakan gencatan senjata juga disuarakan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Dalam keterangan resminya, OKI menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Jalur Gaza.

Seruan itu disampaikan dalam Sidang Luar Biasa OKI atas permintaan Kerajaan Arab Saudi, Palestina, Yordania, dan Iran di Jeddah, Selasa, 5 Maret waktu setempat.

Desakan yang sama disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Dia meminta agar Hamas menerima kesepakatan gencatan senjata di Gaza menjelang bulan suci Ramadan.

”Hal ini berada di tangan Hamas. Harus ada gencatan senjata karena Ramadan, jika kita menghadapi keadaan di mana hal ini berlanjut hingga Ramadan, Israel dan Yerusalem bisa menjadi sangat, sangat berbahaya,” tuturnya dikutip dari AFP.

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat juga telah mendesak Israel untuk mengizinkan umat Islam beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan Ramadan.

Pemerintah Israel kemudian mengatakan akan mengizinkan umat Muslim mengakses Al-Aqsa selama Ramadan, dalam jumlah yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

PBB sebelumnya telah memperingatkan bahwa kelaparan yang meluas di Jalur Gaza hampir tidak dapat dihindari jika tidak ada tindakan yang diambil.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan