Kemudian untuk imam yang pertama di masjid Babul Firdaus ini sendiri merupakan imam yang berasal dari Barru.
“Jadi waktu itu beliau membangun masjid ini dengan ukuran yang terbatas juga. Dengan ukuran 10 x 10 dan pembangunannya melibatkan beberapa ulama dari Gowa maupun tanah bugis,” paparnya.
“Dan kemudian, imam pertama di mesjid ini adalah ulama yang berasal dari Barru,” lanjutnya.
Setelah pembangunan masjid ini, pertama kali mendapatkan renovasi pada tahun 1956. Dimana, renovasi ini dilakukan untuk memperluas masjid.
Lebih lanjut, untuk renovasi kedua dari masjid ini kembali berlangsung pada tahun 2010 silam. Alasannya, karena beberapa bagian di bangunan masjid sudah termakan usia.
“Kemudian pada tahun 1956 masjid ini diperluas oleh Andi Mappanyukki yang merupakan putra dari pendiri masjid ini,” sebutnya.
“Lanjut di tahun 2010 pengurus masjid melakukan renovasi terhadap bangunan utama yang sudah tua, plafon sudah rapuh begitu juga baloknya,” lanjutnya.
Dan pada tahun 2024 ini, masjid Babul Firdaus kembali mendapatkan renovasi. Dengan renovasi yang dilakukan secara total untuk memenuhi kebutuhan jemaah.
“Dan terakhir karena inisiatif dari cucu beliau Mayor Purnawirawan Andi Muhammad, bangunan masjid direnovasi secara total untuk memenuhi kebutuhan jemaah,” jelasnya.
Terkait beberapa bangunan atau peninggalan dari awal pembangunan masjid Babul Firdaus ini, tentunya masih ada yang dipertahankan.
Seperti, bagian atau bentukan awal masjid yang masih dipertahankan, ada juga lantai murmer setiap bangunan awal 10 x 10 yang masih dipertanahkan meskipun masjid ini semakin luas setelah menjalani tiga kali renovasi.