"Saya kemudian beli bibit juga untuk dijual kembali karena banyak yang tertarik. Kalau memperbanyak sendiri agak ribet. Saya kemudian posting-posting di media sosial, ternyata banyak yang datang," kisah Firman, menceritakan bagaimana awal mula dia tertarik dengan penangkaran dan penjualan bibit.
Firman menceritakan, saat awal-awal dia belum punya modal untuk usahanya itu. Namun, berkat keberadaan Bumdes, akronim dari Badan Usaha Milik Desa, Firman pun merasa terbantu.
"Tahun 2016 itu mulailah saya minta bantuan warga. Mereka ternyata antusias. Bumdes itu kan juga ada BRILink-nya kita pun terbantu dalam hal modal usaha dan transaksi keuangan," kata Firman.
Lambat laun, dirinya dan sejumlah warga desa pun mengerjakan sejumlah proyek pengadaan bibit untuk penghijauan.
"Bibit buah yang paling banyak. Beberapa desa juga memesan. Ini juga bagian program desa. Kini sudah banyak yang terjual," ungkap Firman.
Mitra kerjanya dalam usaha ini telah mencapai 30-an orang. Sebagian besar warga desa. "Mereka membibit dan saya bantu jualkan," sambungnya.
Karyawan tetap untuk usahanya tersebut ada 2 orang. Selama dua tahun, Firman turut andil menangani Desa Brilian. Dia menyuplai bibitnya. Bahkan, banyak juga yang dikirim ke Makassar dan berbagai daerah lainnya.
Firman mengaku, dalam menjalankan usahanya terkadang butuh dana yang tiba-tiba. Berkat layanan BRI, dia pun menyebut bank milik negara tersebut sangat mempermudah menjalankan usahanya.
"Dulu kan saya harus ke ATM untuk ambil dana yang jaraknya cukup jauh. Sekarang sudah ada agen BRILink. Tidak perlu jauh-jauh lagi," tuturnya.