"Di situ saya melihat terjadi perkelahian. Kakak saya sudah telentang dengan wajah menyamping. Bapak saya angkat tongkat ibu, posisinya seperti mau mengayunkan ke arah terdakwa. Bapak kemudian berteriak jangan turun," jelasnya.
Tak hanya melihat sang kakak yang sudah tergeletak, dia juga melihat percikan darah di lantai persis dekat anak tangga paling bawah lantai dua.
"Tak lama setelah itu, adek saya yang juga berada dilantai tiga keluar dari kamarnya. Tapi saya bilang jangan turun. Saya bersama adik kembali ke atas dan mengambil HP di kamar lalu masuk ke dalam kamar adik," jelasnya.
Dia kemudian berusaha menghubungi keluarganya.
"Saya cari nomor keluarga. Pertama saya hubungi tante Nani tapi tidak diangkat. Jadi tante Jumi saya telpon dan Alhamdulillah diangkat," katanya.
Dalam percakapan itu, dia menyampaikan kepada tantenya jika ada orang asing yang masuk dalam rumahnya.
"Saya bilang ada orang asing masuk ke rumah. Bapak dan kakak terlibat perkelahian, kirimkan siapapun yang bisa datang ke rumah," kenangnya.
Dia juga sempat menelepon ambulans dan pihak kepolisian.
Namun, sayangnya responnya cukup lambat.
"Lama baru diangkat, ambulans yang pertama merespon dan kemudian kepolisian," ujarnya.
Setelah tak lagi mendengar suara, dirinya kembali mengintip dari tangga.
"Saya lihat ayah saya juga sudah tergeletak. Dan kemudian, saya kembali mendegar suara pintu kamar ibu di lantai 2 hendak dibuka. Jadi saya kembali ke kamar karena berpikir kalau pelakunya masih ada," jelasnya.
Uswatun pun kembali ke kamar adiknya AN dan kembali menelepon polisi.