"Nasdem itu terbuka. Siapa pun boleh. Mau orang pernah keluar dari Nasdem, mau masuk lagi, boleh. Cuma tidak tahu dicalonkan atau tidak," katanya kepada wartawan.
Jelasnya kata dia, untuk saat ini, partainya akan memprioritaskan kader untuk Pilgub. Namun, RMS juga menyebut bahwa kondisinya masih dinamis.
Namun, ia menekankan bahwa penentuan calon gubernur Sulsel itu ada pada dirinya, bukan DPP. Apalagi Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh disebut tak pernah mengarahkan.
"Pak Surya tidak mengarahkan. Saya yang mengusulkan. Kan saya ketuanya Sulsel," jelasnya.
Mantan Bupati Sidrap itu juga mengatakan bahwa di hatinya sudah ada nama untuk Pilgub. Bahkan kata dia, itu sudah pernah di komunikasikan sebelum pemilu.
Namun, ia masih enggan membeberkan nama tersebut. RMS hanya mengatakan bahwa yang dihatinya itu hanya satu nama.
"Sudah ada dihati saya. Belum bisa dipublis. Tak pernah saya dua nama. Selalu satu," bebernya.
Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) A Ali Armunanto, menilai pertemuan kedua tokoh ini jelas akan menjadi sinyal signifikan untuk peta politik ke depannya.
"Karena kita sama-sama tahu kondisisnya. Siapa kedua tokoh ini," ujar Ali.
Di tambah lagi kata dia, ada pernyataan dari Gerindra yang mengatakan belum pasti mencalonkan A Sudirman Sulaiman (ASS) di Pilgub karena masih berharap dari internal partai sendiri.
Sehingga, tentu bertemunya RMS dengan AAS itu bisa mempertebal keyakinan atau menambah kepastian bahwa ASS tetap bisa melaju di Pilgub nanti.
Jika kolaborasi itu deal, maka yang potensi dipaketkan kata Ali adalah ASS-Fatwamati Rusdi. Sebab RMS sudah bukan level lagi menjadi wakil ASS dengan kiprahnya selama ini dan prestasi yang diraihnya.