Jamaluddin bilang, dalam sepekan para terduga pelaku melakukan perjudian terus berpindah-pindah untuk mengelabui Polisi.
"Dalam satu Minggu hampir tiap hari main (judi), tapi berpindah-pindah, satu tempat tiga hari, pindah lagi-pindah lagi ke tempat lain," tukasnya.
Dalam pengrebekan ini, Ditreskrimum Polda Sulsel disebut ikut melibatkan satu kompi Sat Brimob Polda Sulsel, mengingat banyaknya masyarakat di lokasi perjudian.
Sebelum dilakukan pengrebekan, polisi melakukan survei lapangan terlebih dahulu lalu bergerak sekitar pukul 12.00 Wita, atau di waktu lokasi perjudian sedang ramai pengunjung.
Aktivitas perjudian sendiri dimulai dari Pukul 10.00 Wita, hingga pukul 05.00 Wita. Semakin sore, tutur Jamaluddin, semakin banyak masyarakat yang datang hingga mencapai ribuan orang.
Namun sebagian di antara dikatakan hanya sebagai penonton, sehingga tak dilakukan proses hukum.
"Kita libatkan Brimob satu kompi dan dari Karimun sendiri sekitar 35 personel karena massa di TKP cukup besar. Kalau pernah lihat pasar malam hampir sama, ada ribuan orang. Makin sore makin banyak orang yang datang, kalau yang pertama kita lidik itu bisa sampai dua ribu orang. Infomasi yang kita dapat makin sore bisa sampai tiga ribu orang," terangnya.
"Waktu penggerebekan kemarin, penonton juga cukup banyak, kurang lebih seribu orang tapi kita memang fokus untuk mengambil penyelenggara dan bandar baik sabung ayam maupun dadu dan sebagian dari pemainnya," Jamaluddin menuturkan.
Dibeberkan Jamaluddin, perputaran uang di lokasi perjudian tersebut mencapai Rp1 miliar setiap harinya.