”Kita mau menghidupkan atmosfer akademik. Kalau begini terus apa yang bisa dilakukan. Kita masih perlu mengajar, penelitian dan seterusnya,” tuturnya.
Dengan begitu, dia berharap tidak ada lagi laporan yang dilayangkan hanya karena tidak puas dengan hasil ini. Sebab, hal itu bisa memperpanjang proses dan menyita banyak waktu.
”Yang lalu ada pihak yang menggugat, jadi ditunggu dulu hasilnya. Kan pilrek empat tahap, penjaringan, penyaringan, pemilihan, dan penetapan. Insyaallah ini tidak ada mi laporan ke menteri,” harapnya.
Ichsan-Karta Beririsan
Prof Ichsan Ali mengaku belum puas dengan hasil ini. Itu sebabnya, dia tidak mau menandatangani pakta integritas yang ditawarkan oleh panitia. Sebab menurutnya, itu disodorkan setelah proses pemilihan rampung.
”Sementara ini saya terima dulu, tapi sementara ya. Makanya saya tidak tanda tangan pakta integritas tadi. Jadi saya begini dulu sembari berfikir seperti apa nanti,” kata dia.
Lebih lanjut Ichsan mengklaim, sebenarnya dia sudah mengumpulkan delapan suara sebelum proses pemilihan berlangsung. Akan tetapi, pasca pemilihan perolehan suaranya hanya tiga. Dia menduga, ada lima suaranya yang lari ke Prof Karta Jayadi.
Sehingga, dia mengklaim ada irisan antara suaranya dan suara Prof Karta. Itu juga menjadi salah satu alasan dia belum bisa menerima sepenuhnya hasil pemilihan tahap pertama untuk kedua kalinya ini.
”Saya itu sudah hitung betul, ada delapan suara yang saya pegang. Tetapi, pada saat pemilihan saya cuma dapat tiga, yang melonjak Prof Karta. Saya curiga ada suara saya yang lari ke sana,” ungkapnya.