Menanggapi hal ini, Prof Karta Jayadi hanya santai. Dia cuma menegaskan, tidak boleh ada tendensi dalam proses pemilihan ini.
”Tidak boleh saling jegal. Buat apa itu kualitasnya orang kalau pada akhirnya sistem voting yang dipakai. Siapa bosnya di sini? No, tidak boleh,” terangnya.
Dia juga mengaku, pemilihan kedua ini sudah lebih baik baginya. Sebab, perolehan suaranya naik signifikan. Sehingga, dia menganggap pemilihan tahap pertama ini sudah berjalan dengan fair.
”Saya kira ini sudah agak lebih bagus demokrasi kita, pemilihan rektor lebih fair lah. Jadi kalau ada pemilihan selanjutnya, sebaiknya baguslah, ini harus jadi percontohan,” tuturnya. (wid/dir)