FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Masyarakat Sulsel masih menunggu Kereta Api (KA) Makassar-Parepare bisa seutuhnya tersambung. Khususnya KA segmen E Maros-Makassar.
Sampai saat ini realisasi tersebut masih dinantikan, Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel pun belum bisa berbuat banyak, lantaran masih adanya kendala lahan. Molornya KA masuk Makassar perlu menjadi atensi bersama, pemerintah pusat dan daerah memiliki kepentingan masing-masing.
Pengamat Tata Wilayah Perkotaan dan Transportasi UIN Alauddin Makassar, Nursyam, mengatakan peluang perubahan trase menurutnya bisa saja terjadi untuk memecah kebuntuan yang selama ini terjadi antar pemerintah kota dan pusat. Keduanya sama-sama getol mempertahankan desainnya masing-masing.
Apalagi beberapa titik dalam rancangan awal ini memang akan melewati sejumlah kawasan kota baru. Kawasan ini sesuai laporan Wali Kota Makassar, akan merusak tata ruang wilayah. Perda dan Perwali terkait tata ruang wilayah ini bisa jadi harapan pemerintah kota untuk skema layang benar-benar bisa dikabulkan.
"KA ini pasti akan membelah dan melintasi kawasan Summarecon, itu kan kawasan kota baru, kemudian Villa Mutiara dan kawasan pergudangan," ujar Nursyam, kemarin.
Apalagi laporan tim dari Wali Kota Makassar soal ancaman dampak sosial dan geografis tak bisa dikesampingkan juga.
Dia mengatakan, pihaknya sendiri telah diminta untuk mempelajari trase ini oleh Pemerintah Provinsi. Ini untuk menggenjot realisasi yang selama ini jalan di tempat.
"Saya lihat bahwa trase yang diinginkan Pemkot Makassar ini menyangkut mengenai tata ruang, itu sangat berpotensi dilakukan sebuah perubahan," jelasnya.