Kiprah Kartini Merawat Kuliner dan Pangan Lokal

  • Bagikan
Penjual jajanan melayani pembeli di Pasar Jajanan Tradisional di Desa Rejosari, Dawe, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/YU (ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO)

Jasanya itu tidak dapat dipandang remeh, karena penting di tengah upaya pemerintah membangkitkan kembali diversifikasi pangan menuju kedaulatan pangan bangsa.

Menurut Fransisca Callista, inisiator Pasar Papringan di Temanggung, kuliner lokal dan bahan pangan lokal di desa-desa yang dimiliki nenek moyang Bangsa Indonesia nasibnya seperti bahasa lokal yang bisa punah karena ditinggalkan penggunanya.

Upaya menjaga kuliner lokal dan bahan pangan lokal menjadi perjuangan berat di tengah gempuran kuliner modern yang serba instan.

Fransisca, alumnus Chiba University, Jepang, pernah merasakan susah payah membangkitkan kuliner dan pangan lokal di Temanggung.

Banyak gadis-gadis muda, bahkan ibu-ibu muda, yang tidak lagi mengenal kuliner lokal. Dia harus mengumpulkan ibu-ibu yang lebih sepuh untuk membuat kuliner tradisional di masa lalu.

Persoalannya adalah rasa dari kuliner lokal yang dibuat ibu-ibu sepuh sangat beragam dari yang belum enak, biasa-biasa saja, hingga lezat.

Sebagai orang luar Jawa Tengah, dia tidak dapat menentukan produk makanan yang terbaik, sehingga harus mengundang nenek dan kakek di desa setempat.

Nenek dan kakek itu diminta mencicipi jenis kuliner lokal dan mengajak mereka mengingat rasa yang paling mendekati dengan rasa yang pernah dicicipi saat masih muda.

Tentu di masa muda makanan tersebut dibuat oleh orang tua dari nenek dan kakek yang mencicipi saat ini. Kuliner yang dianggap rasa dan penampilan terbaik, lalu dijajakan di Pasar Papringan pada hari-hari yang ditentukan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan