Puas menikmati pemandangan, penulis beristirahat sejenak dan turun kembali.
Abdul Rahman Toby, mengungkapkan, saat penulis naik, ada 999 anak tangga yang dijejaki untuk sampai ke puncak.
Pria yang karib disapa Toby ini membeberkan, destinasi wisata Gunung Pangngalleang Toppa merupakan bagian dari unit usaha Bumdes Desa Pakatto. Dia pun dipercaya menjabat sebagai kepala unit Wisata Refleksi Gunung Pangngalleang Toppa.
Nama gunung diambil dari kebiasaan masyarakat di lereng gunung. Pangngalleang Toppa berarti tempat mengambil potongan bahan makanan. "Menurut masyarakat, puncak gunung ini adalah tempat mengambil potongan bahan makanan untuk dijemur baik daging dan lainnya," jelasnya.
Dia menceritakan, Gunung Toppa sebelum dipercantik memang sering ada masyarakat yang naik. Pemerintah desa pun berinisiatif mengembangkannya jadi destinasi wisata.
Berawal dari saran Pemuda Pelopor
kemudian dimasukkan ke Musrembang akhirnya disepakati untuk pengembangan wisata.
"Karena belum ada tangga menuju puncak gunung. Pada 2021 dikerjakanlah tangga yang kemudian tahun 2022 diresmikan," beber Toby yang dibenarkan Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Desa Pakatto, Sudirman S.Ak (29).
Toby menyampaikan, pengunjung pada hakikatnya ada saja setiap hari, terutama sore hari. Sabtu-Minggu biasanya baru banyak pengunjung. Kebetulan lokasi ini dibuka mulai pukul 06.00 WITA hingga pukul 18.00 WITA.
"Kalau perhitungan tahun lalu, 200-300 pengunjung dalam sebulan. Tapi tahun ini karena cuaca lumayan panas dan kadang hujan tiba-tiba deras, jumlah pengunjung tidak sebanyak tahun lalu," bebernya.