Lalu tahap ke delapan adalah Mappasikarawa. Setelah akad nikah, sang mempelai pria akan dituntun untuk menuju kamar pribadi pengantin guna menemui istri yang telah dipinangnya. Tradisi ini diawali dengan proses mengetuk pintu sebagai bentuk permintaan izin untuk memasuki kamar.
Momen pertemuan dari kedua mempelai inilah yang nantinya akan menjadi puncak dari ritual mappasikarawa. Pertama-tama, pasangan mempelai melakukan sentuhan pertama dengan status yang sah sebagai suami istri, sentuhan lembut itu dimulai dari area pundak yang menyimbolkan kesetaraan dalam biduk rumah tangga, kemudian diteruskan ke area ubun-ubun, dada, atau perut.
Setelah itu, kedua mempelai akan dipakaikan sarung yang telah dijahit dengan maksud agar kehidupan pernikahan mereka senantiasa terjaga. Acara pun dilanjutkan dengan prosesi sungkem kepada pihak orang tua atau orang yang dituakan.
Sementara tahap terakhir yang diperankan tim sembilan adalah tahap Mapparola. Ini adalah kunjungan balasan dari mempelai wanita pihak mempelai laki-laki. Ia mengunjungi keluarga suaminya seraya membawa sarung tenun sebagai bentuk hadiah pernikahan bersama iring-iringannya.
Kepala UPTD SMAN 1 Sinjai, Muh. Suardi mengatakan, kegiatan gelar karya P5 merupakan suatu keharusan karena masuk dalam kurikulum merdeka. Setiap tingkatan pun memiliki tema berbeda. Untuk gelar karya P5 kali ini, tema yang diambil untuk kelas X adalah kewirausahaan. Mereka akan menjajakan produk makanan lokal Sinjai.
Sementara kelas XI bertemakan kearifan lokal dengan mempraktikkan pernikahan adat bugis. Sehingga dia berharap agar siswa bisa menjadi profil pelajar Pancasila. "Misalnya kearifan lokal dengan memahami hukum-hukum atau adat istiadat yang merupakan warisan leluhur kita," bebernya.