Sabtu, Kualitas Udara DKI Jakarta tidak Sehat

  • Bagikan
Arsip foto - Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Berdasarkan data IQAir Jakarta pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym/pri

Kategori sedang menunjukkan bahwa kualitas udara tidak berpengaruh signifikan terhadap kesehatan manusia atau hewan tetapi dapat mempengaruhi tumbuhan yang sensitif.

Sebaliknya, kategori tidak sehat berarti kualitas udara dapat merugikan manusia atau kelompok hewan yang sensitif serta dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan atau nilai estetika lingkungan.

BMKG menyatakan bahwa Jakarta memasuki musim kemarau mulai Mei dan diprediksi mencapai puncaknya pada Juni 2024, yang berpotensi memperburuk polusi udara.

Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, Albert Nahas, menjelaskan bahwa fenomena iklim global seperti El Nino, La Nina, dan Dipole Mode Positif/Negatif mempengaruhi konsentrasi polutan di Indonesia, termasuk di Jakarta. La Nina, misalnya, dapat meningkatkan konsentrasi PM2.5 terutama pada malam hingga pagi hari.

Albert menegaskan bahwa fenomena iklim global dapat mempengaruhi kondisi iklim di Indonesia yang berdampak pada konsentrasi PM2.5, sehingga masyarakat harus lebih waspada terhadap kondisi kualitas udara terutama selama musim kemarau ini.(*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan