Bunda Meta Melawan Stigma: Sandwich Generation yang Jadi Driver Grab, Kepala Sekolah, Sekaligus Ibu Rumah Tangga

  • Bagikan
Bunda Meta

Kejadian itu bukan sekali dua kali. Hampir tiap hari, dan berkali-kali.

“Kadang kita di-cancel tiga kali sehari oleh pelanggan laki-laki,” tuturnya, lirih.

Tidak sampai di situ, ia menyadari perempuan kerap dilekatkan pada stigma "perempuan nakal" jika selalu pulang malam. Apalagi, ia adalah orang tua tunggal.

“Saya tidak peduli dengan anggapan orang terhadap stigma negatif pada saya,” ucapnya.

“Kalau saya dengar semua kata negatif nanti saya down sendiri. Sementara saya tidak punya seseorang yang bisa mendengar saya secara langsung.”

Bunda Meta melawan stigma itu!

Tiap pagi, Bunda Meta bangun dengan mantra, “Saya adalah orang yang bertanggung jawab pada keluarga dan diri saya sendiri.” Itu adalah kekuatannya menjadi gigih dan konsisten. Itu jugalah yang membawanya pada nasib-nasib baik.

Bekerja sebagai pengemudi ojek online membuat perekonomiannya perlahan pulih. Ia bisa menghidupi keluarganya dan kembali ke kampus melanjutkan studinya. November 2023, Bunda Meta berhasil lulus dengan nilai yang sangat memuaskan dan predikat cumlaude dengan IPK 3,6.

Di suatu hari yang terik, saat dia menjemput penumpang di salah satu sekolah menengah atas di sekitar Kantor Bupati Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, nasib baik kembali mendatanginya.

“Sebagai driver, waktu itu saya berusaha melakukan komunikasi. Saya lihat kondisinya keluar ruangan. Saya tiba-tiba bertanya, ibu bagaimana sih kalau kita mau mengajar? Kebetulan saya baru lulus,” ucapnya.

“Lulus di mana?” kata penumpang itu.

“Saya lulus Pendidikan Agama di STAI Al Gazali,” timpalnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan