FAJAR.CO.ID -- Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kesiapannya untuk mengakui kedaulatan negara Palestina, namun dengan syarat bahwa pengakuan semacam itu harus dinyatakan pada waktu yang dianggap berguna.
"Saya sangat siap untuk mengakui negara Palestina, tapi saya percaya pengakuan itu harus diberikan saat hal tersebut berguna. Saya tidak akan menyatakan pengakuan atas dasar 'emosi' belaka," kata Macron dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, Selasa.
Macron menekankan pentingnya mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza sebagai prioritas saat ini. Dia juga menyerukan kepada Israel untuk menghentikan operasi militer di Kota Rafah di Gaza selatan, di mana ratusan ribu warga Palestina mengungsi akibat serangan Israel.
Pengakuan Palestina oleh Negara-Negara Eropa
Hingga saat ini, 11 dari 27 negara anggota Uni Eropa (EU) telah mengakui Palestina. Delapan negara sudah mengakui Palestina sejak tahun 1988 sebelum bergabung dengan EU, sementara Swedia bergabung pada tahun 2014.
Pekan ini, Spanyol dan Irlandia, serta Norwegia yang bukan anggota EU, secara resmi mengakui negara Palestina.
Eskalasi Konflik di Gaza
Serangan roket Israel ke kamp pengungsi di Kota Rafah pada Ahad (25/5) menewaskan sekurangnya 40 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan tersebut sebagai "insiden tragis" dan berjanji untuk menyelidiki.
Namun, militer Israel tetap berkomitmen untuk melanjutkan serangan di Rafah hingga seluruh pejuang Hamas Palestina dianggap "musnah". (*)