“Kalau pada fase awal putus berobat selama 2 minggu maka harus mulai dari awal, kalau pada fase lanjutan lebih longgar kalau putus berobatnya lebih dari satu bulan baru dinyatakan berobat ulang, tergantung juga kondisi anak apakah membaik atau tidak,” jelas Dr. Wahyuni.
Dr. Wahyuni juga menjelaskan bahwa sistem kekebalan tubuh anak yang lemah mengharuskan pengobatan yang lebih intensif dan teratur. Pada anak yang imunnya belum kuat, kuman TBC dapat menyebar dari paru ke seluruh tubuh dan menyerang organ-organ yang kaya oksigen seperti ginjal, tulang, otak, mata, hingga kelenjar kulit.
TBC bukan penyakit keturunan, sehingga pencegahan penularannya diperlukan melalui deteksi dini jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis TBC aktif, menghindari kontak dengan penderita TBC, serta melakukan imunisasi BCG untuk mencegah penularan TBC.
“Jangan lupa juga imunisasi BCG untuk mencegah TBC, perlu waspada apakah sekelilingnya ada yang TBC, jangan ragu skrining anggota keluarga agar dapat ditindaklanjuti sesuai kondisi,” tambahnya. (*)