Imam Shamsi Ali: Pentingnya Maulid sebagai Waktu untuk Memperdalam Cinta kepada Rasulullah

  • Bagikan
Shamsi Ali

Sahmsi Ali bilang, secara akidah tak disangkal baginda Rasul merupakan tauladan terbaik dalam keimanan. Mengingatkan kepada kisah-kisah agung dalam sejarah perjuangan di masa hidupnya.

"Bagaimana ketika beliau meninggalkan rumahnya di malam perjalanan Hijrah. Bagaimana beliau ketika di dalam gua Tsur dan para algojo itu siap memenggal lehernya. Bagaimana beliau ketika diikuti oleh Suraqah. Bahkan bagaimana beliau ketika diintimidasi oleh kaum munafik jika pembesar Mekah telah mempersiapkan kekuatan dahsyat untuk menghancurkan umatnya," jelasnya.

Diungkapkan Shamsi Ali, dalam hal mu’amalat dan akhlak terdapat begitu banyak contoh-contoh nyata dari kehidupan Rasulullah.

Seperti bagaimana seorang wanita tua yang mengumpulkan kayu bakar di Mekah. Karena berat untuk diangkat, ia meminta kepada orang-orang di sekitar Ka’bah untuk menolongnya.

"Tak seorang yang mau menolongnya kecuali seorang yang masih relatif muda. Dialah (Rasulullah) yang menggotong kayu bakar itu ke rumah sang wanita tua itu," tandasnya.

"Tapi dalam perjalanan ke rumahnya sang wanita itu memburuk-burukkan seseorang bernama Muhammad. Yang menurutnya jahat, memecah belah, maka dinasehatinya anak muda itu untuk menjauhinya. Ternyata sang wanita tua itu tidak sadar bahwa anak muda yang membantunya itu adalah Muhammad," Shamsi Ali menuturkan.

Sang anak muda itu hanya diam, sabar hingga sampai ke rumah sang wanita tua. Sang wanita pun bertanya siapa gerangan nama anak muda itu.

"Beliau dengan tenang menjawab bahwa beliulah Muhammad. Beliau memaafkan bahkan berusaha menenangkan sang wanita tua yang khawatir dan merasa malu. Sang wanita tua pun menerima beliau sebagai Rasulullah," bebernya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan