Bahkan, ia merasa Prabowo tidak akan peduli siapa sebenarnya sosok di balik akun tersebut karena hal itu tidak relevan dengan kepentingan besar yang sedang dihadapi.
"Pak Prabowo mungkin nggak mau tahu siapa itu karena nggak penting Fufufafa akun siapa," imbuhnya.
Hasan juga menyadari bahwa dalam situasi politik yang penuh dengan persaingan pada tahun 2014-2019, banyak pernyataan yang mungkin terdengar kasar.
Hal tersebut, menurutnya, adalah bagian dari dinamika politik yang terjadi kala itu.
"Tapi yang mungkin juga tahun 2014-2019 dalam suasana pertarungan kayak gitu, bicaranya juga macam-macam mungkin lebih kasar," Hasan menuturkan.
Ia mengungkapkan bahwa meskipun ada berbagai kritik dan pernyataan keras, Prabowo tetap merespon dengan sikap positif. Hal ini menunjukkan kebesaran jiwa dan sikap kenegarawanan Prabowo dalam menghadapi kritik.
"Tapi kemudian disambut dengan sangat baik oleh pak Prabowo," tambahnya.
Hasan menekankan bahwa orang-orang yang mencoba memecah hubungan atau mempengaruhi Prabowo salah dalam menilai kualitas kepemimpinannya.
Mereka meremehkan kebesaran jiwa dan level kenegarawanan Prabowo, yang sebenarnya lebih tinggi dari yang mereka kira.
"Mereka salah mengukur kebesaran jiwa, kenegarawanan, level pak Prabowo. Kalau berharap ini bisa memantik sesuatu dari pak Prabowo sehingga terjadi kecurigaan, salah sangka, dan segala macam, itu kesalahan besar," ia menegaskan.
"Berusaha memisahkan pak Jokowi dan Prabowo dengan cara seperti ini, menurut saya kesalahan besar. Yang paling fatal, mereka seolah-olah bicara pendirian moral menghakimi akun Fufufafa," sambungnya.