Untuk persiapan menghadapi PON Aceh-Sumut, ternyata sudah dilakukannya selama setahun melalui pelatihan daerah (pelatda) di Jatim. Beruntung, sekolahnya juga sangat mendukung.
Manjat pagar
Rupanya, Alma sudah mengenal dunia memanjat tebing sejak kecil. Berawal dari kesukaannya memanjat-manjat pagar rumah di usia lima tahun, orang tuanya memasukkannya ke klub memanjat tebing.
"Mulai memanjat (usia, red.) lima tahun. Soalnya dulu suka manjat-manjat pager, terus diikutkan orang tua ke klub (panjat tebing, red.) di Gresik," kata putri pasangan Lukman Hadi dan Dyah Purwaningsih itu.
Di Rock Hobbies Centre, klub yang diikutinya, bakat Alma terus terasah sehingga beberapa kali ikut kejuaraan dan dilirik masuk pelatihan daerah (pelatda) Jatim.
Beberapa kejuaraan panjat tebing pun sudah diikutinya kendati usianya masih demikian belia, seperti Kejuaraan Nasional di Bangka Belitung pada 2017.
Namun, prestasi gemilang baru didapatnya saat Kejurnas 2021 yang kebetulan berlangsung juga di Aceh, yakni medali emas di nomor lead perorangan
Sepertinya, Aceh memang menjadi daerah peruntungan bagi Alma sehingga selalu menyabet medali bergengsi di ajang yang diikuti di Tanah Serambi Mekkah.
Rupanya, Alma belum puas sehingga terus berlatih dan kembali ditarik mengikuti pelatda untuk persiapan tampil mewakili Jatim di PON Aceh-Sumut.
"Jauh sebelum PON, satu minggu sekolah, dua minggu latihan. Tapi mendekati PON fokus latihan terus. Sekolah terus memberikan 'support', ujar gadis periang itu.
Usai PON, Alma pun berharap bisa ditarik ke pelatihan nasional (pelatnas) demi mewujudkan mimpinya berlaga di perlombaan dan kompetisi bergengsi di luar negeri.