Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, menyampaikan keprihatinannya atas kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang dosen di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
Kasus tersebut kini menjadi perhatian serius DPR dan telah dibahas melalui komunikasi dengan berbagai pihak terkait.
"Kasusnya sudah menjadi atensi kami dan kami sudah melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait," ujar Amar dalam keterangannya dikutip pada Jumat (29/11/2024).
Amar pun turut menyayangkan bahwa kampus yang semestinya menjadi lingkungan aman justru berbanding terbalik.
"Kami turut bersedih atas apa yang korban alami di lingkungan kampus yang seharusnya menjadi tempat aman bagi semua orang," ucapnya.
Saat ini, kata Amar, Unhas telah memberikan sanksi yang bisa diberikan dalam kewenangan Universitas.
"Sanksi lain berupa pemecatan merupakan kewenangan dari kementerian terkait," sebutnya.
Menganggap perbuatan pelaku tidak dapat ditoleransi, putra Menteri Pertanian ini mendukung upaya korban dan rekan-rekannya dalam mencari keadilan.
"Kami mendukung agar upaya korban dan rekan sekalian jelas melalui ranah hukum agar dapat ditindaklanjuti oleh kementrian terkait hingga tuntas agar pelaku mendapat sanksi yang setimpal," tukasnya.
Sementara itu, Rudianto Lallo menyayangkan langkah yang ditempuh Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dalam menangani perkara yang bergejolak di internalnya.
Seperti diketahui, terdapat dua kasus yang sementara berpolemik di Unhas. Pelecehan seksual dan putusan Drop out (DO) terhadap mahasiswa bernama Alief Gufran.