FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Beberapa hari terakhir publik dibuat terhentak oleh adanya produksi uang palsu dengan skala besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Hal ini terungkap setelah pihak Kepolisian dari Polres Gowa melakukan penggerebekan di kampus tersebut.
Hasilnya, ditemukan sebuah mesin berukuran besar di dalam Perpustakaan. Mesin ini diduga digunakan 15 tersangka mencetak uang palsu.
Hanya saja, dalam perjalanan kasus tersebut, pihak Kepolisian dinilai kurang transparan terhadap publik. Menyisakan tanda tanya besar.
Menyikapi hal tersebut, Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, mendesak Polres Gowa untuk berlaku transparan dalam pengungkapan kasus.
"Harusnya jargon Polri, Presisi, di dalamnya ada transparansi. Jadi kalau ada dalam proses ini ada ditutup-tutupi, itu tidak sesuai jargon Polri," ujar RL, akronim namanya saat ditemui di Rumah Aspirasi yang bakal diresmikan, Rabu (18/12/2024).
Dikatakan RL, jika dalam perjalanan kasus itu pihak Kepolisian betul-betul tidak transparan, maka jargon Presisi tidak diaplikasikan.
"Di situ kan Presisi transparan berkeadilan. Kalau dipandang tidak transparan, berarti tidak presisi dong kerja-kerja kawan-kawan di Polres Gowa. Kita ingatkan seperti itu," sebutnya.
Kata dia, pihak Kepolisian harusnya bekerja maksimal dalam melakukan penyelidikan sebuah kasus. Sekalipun itu skala kecil.
"Harusnya ketika ada kasus, bukan hanya yang menyita perhatian publik, tapi itu menjadi perhatian masyarakat, harusnya kalau bisa tiap hari, tiap menit ada update perkembangannya," cetusnya.