Apalagi, kata RL, dalam penemuan pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar, pihak Kepolisian mestinya terbuka seterang-terangnya terhadap publik.
"Kan ada bagian Humas yang bisa mengkonfirmasi, hari ini saksi siapa yang dipanggil, statusnya saksi ini apakah sudah tersangka atau tidak, sejauh mana perkembangannya," tukasnya.
"Siapa aktor intelektualnya, mengarah ke mana ini barang, apakah petinggi di UIN atau orang bankir misalkan. Itu baru presisi," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, setelah melakukan penggerebekan pabrik uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Polres Gowa menetapkan 15 tersangka.
Hal ini diungkapkan Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak saat menggelar ekspose kasus di kantornya, Senin (16/12/2024).
"Saat ini kami sudah mengamankan 15 tersangka," ujar Reonald kepada awak media, Senin malam.
Dikatakan Reonald, dari seluruh tersangka pihaknya telah melakukan penahanan terhadap sembilan tersangka.
Selain Kepala Perpustakaan inisial IB, Reonald masih enggan menjelaskan identitas para tersangka lainnya.
"Sembilan kita sudah lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju, satu dari Wajo," ucapnya.
Kata Reonald, pihaknya telah melakukan penyelidikan kasus tersebut sejak awal Desember 2024 lalu.
"Saat ini sudah ditingkatkan ke penyidikan, kami mohon waktu dulu kepada rekan-rekan bahwa ini kita masih kembangkan lagi," tandasnya.
Diceritakan Reonald, awal penemuan pabrik uang palsu itu ketika seorang pesuruh salah seorang staf Kampus UIN Makassar membayar tagihan di salah satu pembiayaan (sebelumnya ditulis Pegadaian) di Gowa.