Krisis Ekonomi
Tanda-tanda awal memburuknya ekonomi China mulai terjadi saat terjadinya pergeseran hubungan saling menguntungkan menjadi persaingan strategis antara China dan Amerika Serikat era Donald Trump.
Kebijakan agresif Trump yang memprioritaskan MAGA (Make America Great Again) ‘menghukum’ China dengan banyaknya kebijakan konfrontatif yang diantaranya : tarif tinggi impor, sanksi teknologi, ketegangan di Laut China Selatan dan ketegangan akibat pandemi Covid 19.
Sikap AS tersebut tentunya dibalas oleh China yang mengakibatkan ketegangan semakin meninggi.
Era presiden AS Joe Biden pun tak jauh berbeda, ketegangan dengan China bukannya membaik malah sebaliknya dan meluas. Dukungan China ke Rusia dalam perang Ukraina semakin menjauhkan adanya perbaikan hubungan kedua negara. Berdasarkan kajian Pentagon di bidang siber, China merupakan tantangan terbesar.
Ditambah dengan kemajuan teknologi generatif AI (akal imitasi)- di mata AS, China menjadi ancaman terdekat memasuki era baru peradaban manusia dengan kecerdasan buatan, hal ini menjadi faktor penting kerasnya AS melarang teknologi chip tercanggih di ekspor ke China.
Dan ketegangan kedua negara kedepannya semakin berbahaya dengan terpilihnya kembali Trump di periode keduanya menjadi Presiden AS.
Sebagai negara manufaktur terbesar dunia sejak 2010, perekonomian China sangat bergantung dengan ekspor. Namun saat ini, keadaannya sangat menantang karena produk berlimpah namun demand dunia drop.
Di saat bersamaan situasi ekonomi domestik tidak kalah buruknya. Keadaan masyarakatnya semakin prihatin dan berbahaya. Menciptakan keresahan yang sangat masif ditengah himpitan hidup yang berat.