Diceritakan Aldi, posisi dirinya saat kebakaran sementara di dalam loket. Ia baru keluar ketika warga ramai berteriak meminta pertolongan.
"Saya tidak tahu awalnya, tiba-tiba besar api. Nanti saya lihat titik api saat di luar. Posisi saya itu malam di loket," sebutnya.
Ia membenarkan ada suara ledakan ketika kobaran api sementara melalap bagian-bagian gedung kantor. Hanya saja, Aldi emoh memastikan ledakan tersebut.
"Ledakan? Memang ada, satu kali. Ada memang mi mobil pemadam. Sementara menyemprot air. Saya juga kurang tahu apakah motor yang terbakar itu meletus, karena ada tujuh motor yang terbakar," Aldi menuturkan.
Menampik informasi beredar yang menyebut adanya dugaan kantor tersebut sengaja dibakar, Aldi menegaskan bahwa tidak ada yang membuat dirinya curiga malam itu.
"Itumi kemarin nabilang Polisi kemarin, tidak tidur jaki? Kalau saya tidur terbakar ma. Kan bapak sita handphone saya, buka maki di situ groupnya. Pada waktu saya piket jam berapa laporan, dokumentasiku, patroli," tandasnya.
Kata Aldi, memang telah menjadi standar operasional prosedur (SOP) bagi petugas keamanan untuk melakukan patroli setiap pukul 22.00 Wita dan pukul 04.00 Wita.
"Memang sudah tua (struktur bangunan), karena ini bangunan lama memang," imbuhnya.
Dijelaskan Aldi, bangunan itu sudah berdiri sejak Baso Amiruddin Maula menjadi Wali Kota Makassar.
"Dua kali mi kejadian, zamannya pak Maula juga tapi tidak separah ini," ungkapnya.
Mengenai tiga pegawai yang lembur pada malam itu, Aldi memberikan konfirmasi. Ketiganya pun turut diperiksa Penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar.