FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Armand Maulana ikut angkat bicara soal putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang menyatakan Agnez Mo bersalah dalam kasus pelanggaran hak cipta atas lagu Bilang Saja ciptaan Ari Bias.
Akibat putusan tersebut, Agnez Mo diwajibkan membayar ganti rugi sebesar Rp1,5 miliar kepada Ari Bias.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Armand menyatakan keprihatinannya terhadap kasus ini.
Pelantun lagu Perdamaian itu menilai, seharusnya penyanyi dan pencipta lagu memiliki hubungan yang harmonis, bukan justru berkonflik hingga ke meja hijau.
"Menanggapi permasalahan Agnez Mo & Ari Bias saya jadi bingung.. yang harusnya penyanyi & pencipta lagu/komposer dari jaman dulunya adalah teman, sahabat, sodara untuk bersinergi menghasilkan karya terbaik ehhhh ini malah jadi berseberangan…bahkan sekarang udah di babak pengadilan… buat saya ini sangat memprihatinkan sih," tulis Armand, dikutip akun @armandmaulana04 pada Sabtu (8/2/2025).
Menurut vokalis band Gigi ini, kasus ini bukan hanya soal Agnez Mo vs Ari Bias, tetapi juga mencerminkan permasalahan besar dalam ekosistem musik Indonesia.
"Saya bukan fokus ke masalah Agnez Mo dan Ari Bias, tapi ini permasalahan lebih besar dari itu… ini akan menjadi permasalahan besar yang akan menjadi saling berumusuhan, saling menyikat antar sesama insan musik dan parahnya memporakporandakan ekosistem musik yang baru aja mau terbentuk menjadi baik," lanjutnya.
Armand mengingatkan bahwa jika permasalahan seperti ini terus terjadi, industri musik Indonesia bisa kembali ke era kelam, di mana musisi banyak yang dirugikan.
"Ekosistem musik kita baru mulai berkembang, meskipun masih jauh dari sempurna. Jangan sampai kembali ke era 70-80an, di mana banyak musisi yang tidak mendapatkan hak mereka dengan layak," tegasnya.
Sebagai solusi, Armand mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam industri musik, termasuk pemerintah, untuk duduk bersama mencari jalan keluar terbaik agar masalah ini tidak berulang.
"Ayo kita ngobrol bareng untuk memperbaiki ekosistem musik Indonesia. Ini bukan hanya soal penyanyi dan pencipta lagu, tapi juga melibatkan promotor, event organizer (EO), Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), hingga pemerintah," ungkapnya.
Lebih lanjut, Armand menekankan pentingnya mencegah oknum tertentu yang hanya ingin meraup keuntungan pribadi dengan mengorbankan ekosistem musik secara keseluruhan.
"Saya paling benci melihat ada orang atau kelompok tertentu yang merusak ekosistem demi kepentingan sendiri. Jangan sampai Indonesia terus jalan di tempat atau bahkan tenggelam tanpa kemajuan di bidang apa pun," pungkasnya.
(Wahyuni/Fajar)